Perubahan Bunyi Ragam Bahasa Bencong dalam Video Tiktok Elmand

Sabtu, 13 Juli 2024 11:41 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Ilustrasi Perempuan
Iklan

Terdapat perubahan fonetik dalam bahasa bencong, seperti kata [ꏂkǝ] dari kata “aku” dan kata [cuco?] dari kata “cocok”. Hal ini membuktikan bahwa ragam bahasa memiliki ciri hingga tataran fonetik secara mendasar.

Di sebuah video TikTok yang diunggah di akun TikTok Elmand pada Tanggal 23 Agustus 2020 dengan judul “Percakapan di Perkantoran dengan Bahasa Bencong”.

https://vt.tiktok.com/ZSYPvaqme/

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di video pertama (Part 1), Elmand menceritakan skenario ketika seorang yang menggunakan bahasa bencong sedang melewati daerah yang angker.

Berikut ujaran dari Elmand dalam video skenario tersebut.

Aduh, indang tempurung aposka wa? Eke tekotek deh. Bentukannya serambi begindang. Eke tekotek kalo adindul hantu wa? Disindang hu serambi wa? Udah yuk? Kita pulangi ajijah”.

Ujaran tersebut diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai berikut. “Aduh! Ini tempat apa? takut deh. Bentukanya serem begini. Aku takut kalau ada hantu disini! Ih, serem! Sudah, yuk. Kita pulang aja!”

Ujaran dalam ragam bahasa bencong di atas dapat ditranskripsikan dengan lambang fonetik sebagai berikut.

Aduh! [Indaɳ] [tǝmpuruɳ] Aposka [wa?]? [ꏂkǝ] [Tꏂkotꏂk] [dꏂh], [Bǝntukanña] [sǝrambi] [Bǝgindaɳ] [ꏂkǝ] [Tꏂkotꏂk] kalo adindul hantu [wa?] [di_sindaɳ] huu [sǝrambi] [wa?], udah yu?! Kita [Pulaɳi] ajijah

Melalui ujaran yang telah ditranskripsikan di atas, terlihat adanya perubahan bunyi dalam kata “aku” yang dilafalkan dengan [ꏂkǝ]. Bunyi [a] dan [u] diganti dengan bunyi [ꏂ] dan [ǝ ].

Pada video bagian kedua (Part 2), Elmand menceritakan skenario ketika seorang yang menggunakan ragam bahasa bencong sedang berada di perkantoran dan bergosip dengan rekan kerjanya. Berikut ujaran d ari Elmand dalam video skenario tersebut.

Sari, sidangdut deh. Udin dutawaris belum? Si Yanti punya pacar roba bara. Mukadimahnya lucang wak. Cucok! Tapioka, uh, dia sepelita harapan.”

Ujaran tersebut diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai berikut. “Sari.. sini deh, udah tau belum? Si yanti punya pacar baru. Mukanya lucu, ganteng! Tapi, dia pelit banget!”

Ujaran tersebut ditranskripsikan dengan lambang fonetik sebagai berikut.

Sari.. [sindaɳdut] [dꏂh], udin dutawaris [bǝlum]?, [si_yanti] [puña] pacar [robar_bara,] [mukadimahña] [lucaɳ] [wa?] [cuco?]!, [tapio?a] uh dia [sǝpǝlita] harapan

Melalui transkrip ujaran di atas, adanya bahasa bencong yang telah ditranskip secara fonetik sehingga adanya perubahan bunyi pada kata “cocok” menjadi [cuco?]. Bunyi [o] yang pertama pada kata tersebut diganti dengan bunyi [u].

Sebagai kesimpulan, terdapat perubahan fonetik dalam bahasa bencong, seperti kata [ꏂkǝ] dari kata “aku” dan kata [cuco?] dari kata “cocok”. Hal ini membuktikan bahwa ragam bahasa memiliki ciri hingga tataran fonetik secara mendasar. 

Daftar Pustaka

Muslich, M. (2008). Fonologi Bahasa Indonesia: Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi Bahasa Indonesia. Bumi Pustaka.

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Dita Triyana

MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH AR FACHRUDDIN

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler